Jalan dakwah bukan rentang yang pendek
dan bebas hambatan. Bahkan jalan dakwah penuh kesulitan, amat sangat banyak
kendala dengan jarak tak terkira jauhnya. Tabiat ini perlu diketahui dan
dikenali setiap aktifis dakwah, agar ia bersiap diri menghadapi segala
kemungkinan yang terjadi diperjalanan.
Allah SWT
memberikan rambu-rambu kepada kita tentang hal ini :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? “Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-‘Ankabut:1-2)
Allah SWT
sudah menjelaskan bahwa manusia akan terus diuji terlebih lagi manusia yang
mengatakan dirinya beriman dan menapaki jalan dakwah untuk meraih syurga-Nya.
Ada beberapa
hikmah ujian dalam jalan dakwah yang mampu memberikan kekuatan dan ketegaran
untuk terus meyakini bahwa jalan dakwah adalah jalan yang Allah kehendaki.
1.
Untuk membedakan orang yang benar-benar
beriman dari orang yang dusta dan
munafik.
Dakwah adalah mengajak manusia kepada keimanan, kepada
tauhid, kepada kemurnian akidah. Oleh karena itu, para aktifis harus memiliki
kebersihan dan kelurusan iman, agar bias mengajak masyarakat menuju keridhaan
Allah SWT.
Dalam berdakwah tentunya seorang aktifis tidak
memikirkan hasil namun harus memikirkan segala cara untuk terus bias berdakwah.
Karena Allah SWT menilai usaha/proses yang telah dilalui dan pada hakekatnya,
keimanan telah ada pada diri seseorang jauh sebelum dilahirkan dan tugas
akfitis adalah untuk mengembalikan sekaligus mengingatkannya akan keimanan yang
telah ada.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan,
Kekal mereka di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman:8-9)
Dalam mengembalikan dan mengingatkan keimanan
seseorang tentu tidak semua akan menerima apa yang kita serukan, ada yang
tergerak hatinya dan mendapat hidayah dari Allah SWT untuk menerima seruan
dakwah, ada pula yang belum tergerak hatinya serta belum mendapatkan hidayah
dari Allah SWT, dan bahkan ada yang jelas-jelas menentang jalan dakwah.
Dalam fenomena berdakwah, ada yang menyambut, ada yang
belum menyambut dan ada yang menentang dakwah, itu semua adalah sunnatullah
karena sesungguhnya Allah SWT akan melihat mana orang yang benar-benar
beriman dan mana orang-orang yang berdusta
dan munafik.
Sebagimana Firman Allah SWT dalam QS. Attaubah:107
yang berbunyi:
"Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada
orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada
orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang
mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan
Rasul-Nya sejak dahulu. mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak
menghendaki selain kebaikan." dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya
mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)”.
2.
Agar dikenal siapa yang sabar dan berjihad dan
siapa yang menentang.
Adanya ujian
jalan dakwah yang kedua adalah untuk dikenal siapa yang sabar (menerima hidayah
dan memperjuangkannya dan siapa yang menentang (tidak sabar sehingga menjadi
orang-orang keluar dari jalan dakwah).
Sikap sabar
mendapat perhatian yang besar dalam Al Qur’an, disebutkan sekitar 90 tempat
dalam berbagai ayat. Kesabaran dalam menapaki ujian dalam jalan dakwah
merupakan keutamaan yang tinggi, lihatlah bagaimana Allah memberikan
keutamaan-keutamaan apabila para aktifis bersabar dalam perjuangannya,
diantaranya:
a. Dijadikan
pemimpin
“Dan
Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami”. (QS. As Sajdah:24)
b. Pahala
besar bagi yang sabar
“Mereka
itu diberi pahala dua kali[1128] disebabkan kesabaran mereka, dan mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami
rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan”. (QS. Al-Qashash:54)
3.
Untuk menegakkan keadilan Allah dalam memberikan
pembalasan.
Hikmah ujian
jalan dakwah yang ketiga adalah untuk menegakkan keadilan Allah dalam
memberikan pembalasan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa didunia ini ada orang
yang menjadi penyeru dan ada orang yang diseru, situasi ini tidak akan hilang
sampai kapanpun karena bias saja bagi Allah SWT memberikan hidayah keseluruh
manusia dimuka bumi ini. Namun tidak akan terlihat proses dari penegakkan
keadilan Allah SAW dalam memberikan balasan diakhirat kelak. Penegakkan
keadilan yang harus terlihat adalah siapa yang beriman dan beramal sholeh akan
mendapatkan surge dan siapa yang tidak beriman dan beramal sholeh akan masuk
neraka. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Kahfi 107 yang berbunyi:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus
menjadi tempat tinggal”.
“(Demikianlah
Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), Agar
aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan
mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”. (QS. Al Mukminun:99-100)
4.
Mensucikan orang-orang yang beriman supaya
keimanannya semakin meningkat.
Ujian dalam
jalan dakwah yang keempat adalah untuk mensucikan orang-orang yang beriman
supaya keimanannya semakin mantap. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Annur ayat
21
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan.
Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan
itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu)
selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
Dalam firman
Allah diatas sangat jelas bahwa, orang yang beriman dilarang mengikuti
langkah-langkah syaitan karena langkah-langkah syaitan dapat mengotori jiwa. Sedangkan
mengikuti langkah Allah SWT dengan berdakwah dan menghadapi segala resikonya
akan Allah bersihkan keimanannya dan mendapatkan karunia dan rahmat-Nya. Wallhu'alam.